Pastinya
dari kita semua pernah mengalami kesulitan untuk menyampaikan pesan kita kepada
orang lain. Kita takut akan menyinggungnya, kita takut akan membuatnya marah,
dan ketakutan2 yang lain. Hal itu membuat kita yang pada akhirnya tidak
menyampaikan pesan tersebut. Padahal sebenarnya yang akan kita sampaikan ini
merupakan hal yang cukup penting. Misalkan ada teman kita yang berbuat salah
atau melakukan suatu hal yang tidak kita
sukai, kita tidak menegurnya karena takut membuatnya tersinggung dan marah
kepada kita, hingga sampai membuat kita berfikir pertemanan kita akan menjadi
rusak. Namun sebenarnya ketakutan2 itu hanya kita yang menciptakan sendiri,
kita tidak pernah tahu hal tersebut apa akan benar terjadi. Jadi daripada
memikirkan ketakutan yang tak beralasan, lebih baik kita memikirkan bagaimana
cara menyampaikan yang baik agar teman kita dapat menerima teguran kita.
Bagaimana
cara menyampaikan kepada seseorang memanglah sangat penting karena hal tersebut
yang mempengaruhi reaksi seseorang untuk memutuskan keputusan. Kita harus
menyampaikan sesuatu dengan sebaik2nya kita bisa. Misal jika ada seorang anak
yang ingin meminta sebuah smartphone kepada orang tuanya dengan kata-kata
berikut,
“Pa,
aku belikan smartphone pa, teman2ku lo punya smartphonenya bagus2, aku cupu
sendiri pa, ga punya, pokoknya belikan.”
Sementara
itu kondisi ekonomi kita sedang tidak baik juga, maka apa yang kita lakukan,
pasti tidak akan memberikannya bukan dan dengan nada emosi.
“Kamu
ini, minta ini, minta itu, disuruh2 susah, enaknya pengen dibeliin smartphone”.
Yang
ada anak tersebut malah kena marah oleh papanya, bukan?. Jadi sebaiknya jika
anak tersebut menginginkan smartphone, gunakanlah bahasa yang sopan, halus, dan
tidak bersifat memaksa, seperti berikut,
“pa,
sebenarnya ada hal yang kuinginkan pa yaitu smartphone, karena smartphone saat
ini sangat penting untuk memudahkan komunikasi, jika tidak keberatan papa mau
ga beliin, nanti aku bisa mudah hubungi papa terus”.
Papa
menjawab, “ehmm wah iya nak, saat ini memang smartphone sangat penting, bulan
depan kalau sudah gajian Insya Allah akan papa belikan deh”.
Meski
papanya tidak punya uang, pasti dia akan berusaha keras untuk membahagiakan
anaknya bukan.
Begitu
juga halnya dengan bagaiman cara menyampaikan keinginan kepada Allah yang
sering kita sebut dengan berdoa. janganlah berdoa dengan kata2 yang buruk dan
bersifat memaksa (tuhan kok disuruh2). Bersikaplah layaknya hamba yang lemah
yang tidak bisa melakukan apapun kecuali pertolongan Allah, dengan begitu insya
Allah doa kita akan terkabul.
Jika
diberi contoh lain bagaimana cara menyampaikan yang baik ini sangat
mempengaruhi reaksi orang yaitu tentang seorang pengemis buta. Jadi ada seorang
pengemis buta yang mengemis di pinggir jalan, dengan ditemani papan
disampingnya bertuliskan yaitu “Aku buta, Tolong aku”. Sudah berjam2 mengemis
namun uang yang terkumpul sangatlah sedikit, bahkan untuk membeli makan pun
belumlah cukup. Kemudian tiba2 ada seorang wanita baik yang mendekat ke beliau,
dia mendekati pengemis bukan karena ingin memberi uang kepada pengemis tersebut
tetapi dia mengganti tulisan dipapan yang pengemis bawa tadi. Setelah wanita
itu pergi, tiba2 banyak orang yang memberikan uang kepada pengemis tersebut.
Pengemispun bingung sekaligus bahagia. Tak berselang lama wanita tersebut
menghampiri pengemis tersebut. Meski pengemis tersebut buta, dia memiliki indra
lain yang tajam sehingga dia langsung
tahu jika yang berdiri didepannya adalah wanita tadi (dibalik setiap kekurangan
yang dimiliki, pastilah tersimpan kelebihan). Dengan penasaran, pengemis
bertanya kepada wanita tersebut, “apa yang kau tulis dipapanku” . wanita itu
menjawab ,”aku menggantinya dengan tulisan yaitu (Jika aku bisa melihat dunia
ini, pasti hidupku akan lebih indah)”. Wanita itu menambahi dan memberi nasihat
kepada pengemis bahwa meskipun pesan yang disampaikan sama namun cara
menyampaikannya sangatlah penting
Sesuatu
yang baikpun jika disampaikan dengan kurang baik akan terasa kurang baik.
0 komentar:
Posting Komentar