Menjalani
kehidupan sehari-hari, manusia tentu selalu ada berbagai hal dan peristiwa yang
terjadi yang kadang membuat kita merasa bingung, cemas, takut, dan yang sering
kita sebut hal itu adalah masalah. Masalah selalu muncul silih berganti. Kita
pasti ingin hidup senantiasa tenteram dan bahagia. Kita mengharapkan bisa hidup
bahagia dan tenteram tanpa ada masalah sedikitpun (ya ga mungkin, dalam hidup
pasti ada masalah yang datang silih berganti). Agar bisa tenteram dan bahagia
diberbagai kondisi disaat sedang terjadi suatu kesulitan sekalipun kuncinya
yaitu tenang dalam menghadapi masalah dan selalu memiliki fikiran yang positif.
Harus tenang dalam menghadapi masalah sangatlah penting karena kita bisa
memutuskan apa langkah yang kita ambil selanjutnya dengan sebaik2 cara yang
kita miliki. Karena kita menghadapinya dengan emosi, bukan menyelesaikan
masalah justru akan menambah masalah yang ada.
“Janganlah
membuat keputusan ketika sedang marah, janganlah membuat janji ketika gembira” Ali Bin Abi Thalib.
Setiap masalah atau peristiwa yang terjadi
pastilah ada hikmah jika kita bisa mencermatinya. Tugas kita adalah menggali
sebanyak2nya hikmah yang terjadi disetiap peristiwa tersebut. Bahkan kegagalan
yang terjadi pada kita, akan menjadi kemenangan jika kita dapat mengambil
pelajaran dari kegagalan tersebut, seperti kita memenangkan lomba, kita
mendapat medali sebagai tanda kemenangannya, saat kalah kita mendapat beberapa
hikmah sebagai tanda kemenangannya. Kejadian buruk akan selamanya terlihat
buruk jika kita tidak menemukan hikmah didalamnya. Jika kita dapat menarik
hikmah pada setiap kejadian buruk maka tidak ada kejadian buruk yang terasa
buruk. Hikmah yang indah hanya akan dapat diambil dari hati yang jernih. Setiap
hikmah yang bisa kita petik hari ini akan menjadi penyelamat hidup kita
dikemudian hari.
Memang
dalam mengambil hikmah disetiap kejadian buruk, kejadian yang tidak
menyenangkan kita, kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu adalah
hal yang sulit karena biasanya saat dalam kondisi tersebut kita dalam kondisi
yang sedih, bingung, cemas, dan kadang emosi. Saat terjadi kejadian buruk
selalu timbul pertanyaan kenapa, kenapa dan kenapa tanpa ada jawaban yang bisa
diberikan pada kita saat ini yang mana jawaban tersebut akan terjawab di masa
yang akan datang. Yang bisa dilakukan kita saat ini hanyalah memperkirakan apa
yang akan terjadi selanjutnya, kita akan dipenuhi dengan berbagai kata,
jangan-jangan …., mungkin …, dan
lainnya. Jika kita tenang dalam menghadapinya, memiliki fikiran positif, selalu
berprasangka baik atas apa kehendak Allah maka kita percaya bahwa peristiwa ini
akan membawa dampak kebaikan pada kita di masa depan meski yang terjadi saat
ini adalah hal yang buruk menurut kita. Ya, karena kita memang tidaklah tahu
akan masa depan, hanya Allah yang tahu, kejadian buruk yang terjadi saat ini
bisa jadi akan memberikan kebaikan untuk kita. Yang mana saat waktu menjawabnya
kita dapat menjawab pertanyaan dulu yang muncul dengan kata-kata oh ternyata,
oh ternyata dan oh ternyata yang mana hal itu adalah kebaikan yang kita terima
dari hasil kejadian buruk dimasa lalu kita. oh Ternyata Allah memang memiliki
skenario yang indah buat kita. Dari buku yang saya baca, Sebagai contoh yaitu
KH Abdullah Gymnastiar dulunya bercita-cita menjadi tentara, tetapi tidak jadi
karena tingginya kurang setengah sentimenter. Dulu beliau sakit dan kecewa tapi
sekarang bergembira karena beliau menjadi kiai. Kalau dulu jadi terntara paling
TOP pangkatnya yaitu mayor. Tapi dengan menjadi ustadz, jenderal2 banyak yang
mendengarkan beliau, beliau dulu sedih, sekarang gembira. Ternyata yang buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah. Skenario tuhan memang indah.
Kemudian
aku akan bercerita dengan kejadian yang aku alami sendiri yaitu pada saat aku mengambil Skripsi/Tugas akhir beberapa
bulan yang lalu. Dimana awal dari pengerjaan tugas akhirku, aku benar2
kebingungan dan waktu itu menurutku apes, timbul pertanyaan kenapa yang pertama
yaitu “Kenapa dosen pembimbingku Bu Lucia?” (saya memiliki pengalaman buruk
dengan beliau karena pernah dikasih nilai D di Satu mata kuliah). Tidak hanya
punya pengalaman buruk dengan beliau, aku juga merasa sedikit apes karena
materi tugas akhir yang kuambil bukan materi yang dikuasai beliau sehingga
membuatku untuk belajar senidiri (disitu kadang saya merasa sedih). Dan lebih
apes lagi menurutku yaitu dosen pengujiku adalah Pak haryono dan Pak Mashuri
yang merupakan dosen yang menguasai materi tugas akhirku, bayangkan, aku
dibimbing bu lucia, dan diuji pak haryono dan pak mashuri, terasa berat bukan
dimana aku belajar tentang materiku sendiri ini saja sudah begitu sulit apalagi
waktu ujian nanti pembimbingku tidak dapat membantu banyak materi malah dosen
pengujiku adalah yang menguasai materi, timbul pertanyaan kenapa yang kedua,
“kenapa dosenku Pak haryono dan pak mashuri”.
Karena tidak memiliki ide tentang tugas akhir,
data yang kugunakan tugasku akhirku sendiri adalah data dari Program
kreatifitas mahasiswa (PKM) yang kuajukan ke Dikti dimana PKM tersebut
merupakan tentang percobaan kimia. Karena tentang percobaan kimia tentu aku
tidak bisa mengerjakannya sendiri karena bidangku adalah statistik. Namun dalam
perjalanan mengerjakan PKM, aku terkendala komunikasi dengan teman2ku kimia
sehingga PKM terbengkalai, jika PKM terbengkalai maka Tugas akhirku juga akan
terbengkalai, timbulllah pertanyaan kenapa yang ketiga, “kenapa aku tidak bisa
mengerjakan PKM ku?”. Singkat cerita aku pun tidak jadi menggunakan data PKMku,
dan menggunakan data sekunder penelitian yang memang mirip dengan PKMku,
biasanya pergantian data tidak bisa disetujui dengan mudah namun bu lucia
dengan enteng menyutujuinya. Singkat cerita, aku pun menyelesaikan tugas
akhirku, dan ada kejadian menarik yaitu pada saat ujian tugas akhir yang
menurutku begitu tegang menjadi begitu santai dan penuh canda karena pak
haryono dan pak mashuri sering memberikan candaan, dan Bu lucia yang biasanya
adalah orang yang tegas juga larut dalam suasana santai dan penuh canda tawa
karena suasana santai tentu aku dapat menjawab dengan semaksimal yang aku bisa.
Akhirnya tugas akhirku pun diluluskan.
Hikmah
yang bisa kuambil dari kejadianku ini :
Kenapa
dosen pembimbingku Bu Lucia?, karena bu lucia dengan mudahnya menyetujuiku
untuk mengganti data, dimana saat itu padahal aku merasa tidak bisa melanjutkan
tugas akhirku ini karena PKM ku tidak jalan. Oh ternyata mendapat dosen
pembimbing bu lucia yang pada awalnya kuanggap apes ternyata justru yang
menyelamatkanku
Kenapa
dosen pengujiku pak haryono dan pak mashuri? Karena berkat beliau ujian tugas
akhir yang biasanya tegang tidak terjadi pada ujian tugas akhirku. Oh ternyata
mendapat penguji pak haryono dan pak mashuri yang pada awalnya akan memberiku
berbagai pertanyaan yang tidak bisa kujawab yang memungkinkan aku tidak lulus
justru memberikan suasana santai dan nyaman sehingga aku pun bisa ujian dengan
tenang.
Kenapa
aku tidak bisa mengerjakan PKM ku? Karena aku diperbolehkan menggunakan data
sekunder tentang penelitian yang mirip PKMku. Oh ternyata PKM yang tidak bisa
kukerjakan justru memberikan solusi untukku tetap mengerjakan tugas akhir
dengan menggunakan data sekunder dan topik yang sama.
Yah
itu mungkin sedikit hikmah yang bisa kuambil dari pengerjaan tugas akhirku.
Sebenarnya masih banyak lagi yang kuambil, tapi mungkin cukup itu yang bisa
kubagikan pada kalian.
Jadi
jika kita saat ini dihadapkan dengan masalah yang menurut kita sulit, rumit,
dan tidak sesuai keinginan yang menimbulkan pertanyaan kenapa, kenapa, dan
kenapa janganlah sedih, bingung, cemas dan takut. Mari kita tenang dan juga
memiliki pikiran positif bahwa Allah punya rencana yang indah yang tidak kita
ketahui. Kita bisa mengambil hikmah yang akan kita ambil dikemudian hari dan
segala pertanyaan kenapa tadi akan terjawab semua, kita pun akan berkata oh
ternyata, oh ternyata, dan oh ternyata.
0 komentar:
Posting Komentar