Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 28 September 2015

Mencintai yang Ada

Share
Sering kita mengeluh atas apa yang diberikan Allah kepada kita. Kita begitu iri jika melihat kehidupan orang lain. Tetapi tak sadarkah kita, bahwa juga banyak orang yang menginginkan hidup seperti yang kita punya. Namun Kita masih saja mengeluh apa yang sudah ada pada diri kita. Seringkali juga, kita bersedih jika kehilangan sesuatu yang berharga dari kita. Kita juga sering bersedih atas apa yang Allah kehendaki kepada kita. Kita seringkali merasa yang diberikan kita begitu sedikit. Kenapa bisa begitu? Karena kita tidak pandai dalam bersyukur, karena kita tidak mencintai yang sudah ada, yang sudah diberikan Allah kepada kita.

 Mengikhlaskan sesuatu
Jika kita kehilangan sesuatu, kita pasti akan bersedih. Namun kesedihan tersebut janganlah berlarut2. Pasti ada maksud dari apa yang Allah ambil dari kita. Jika kita kehilangan handphone, coba instropeksi, jangan2 gara2 handphone tersebut membuat kita lalai kepada Allah sehingga Allah mengambilnya agar kita bisa kembali dekat dengannya. Begitu halnya dengan kehilangan hal lain yang menurut kita berharga, pasti Allah punya maksud. Jadi janganlah terlalu bersedih saat kehilangan sesuatu, karena sesuatu tersebut sebenarnya juga bukan milik kita kan, itu hanyalah titipan.
“Hakekatnya kita memang tidak pernah memiliki apa2 didunia ini, semua hanya titipan bahkan raga ini saja bukanlah milik kita.”
“Kenapa kita begitu sedih dengan kehilangan sesuatu yang begitu sedikit, sementara nikmat yang kita miliki begitu banyak.”

Jangan Sok tahu deh (Karena kita memang tidaklah tahu)
Pasti ada hal yang begitu kita inginkan di dunia ini. kita begitu menginginkan sesuatu yang baik menurut kita namun sebenarnya hal itu belum tentu baik menurut Allah. Kita seperti akan merasa begitu sedih jika apa yang kita ingini tidak terwujud. Kita merasa hidup akan terasa hampa jika hal itu tidak terwujud. Harusnya kita tidak boleh bersikap begitu, karena hakikatnya kita memang tidaklah tahu apakah hal tersebut benar2 baik bagi kita, jadi jangan sok tahu deh. Saat menginginkan sesuatu, selain berusaha tentu kita berdoa kepada Tuhan agar hal tersebut dapat terwujud. Namun dalam doa kita, yang perlu diingat adalah jangan memaksa Tuhan (karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, jadi jangan sok tahu). Sikap yang sebaiknya kita lakukan dalam doa yaitu memasrahkannya. Seperti doa dalam Sholat istikhoroh yang benar2 menggambarkan hamba yang pasrah akan keputusanNya.
“Jika Tuhan mengetahui bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dalam agama hamba, dan dalam penghidupan hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berikanlah perkara ini bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba didalamnya.
“Jika Tuhan mengetahui bahwa persoalan ini tidak baik bagi hamba, bagi agama hamba, dan dalam penghidupan hamba, dan tidak baik pula akibatnya bagi hamba, maka berikanlah perkara ini bagi hamba, maka jauhkanlah hal ini daripada hamba, dan jauhkanlah hamba daripadanya, dan berikanlah kebaikan di mana saja hamba berada, kemudian jadikanlah hamba orang yang rela atas anugerahMu.  
“Apa yang akan terjadi di depan, kita memang tidaklah tahu namun kita harus tetap melangkah. Kenapa Allah memberikan hal ini kepada kita pasti ada maksudnya, jadi janganlah berburuk sangka dan jangan sok tahu deh, karena kita memang tidaklah tahu”

Semua pasti ada hikmah
Setiap orang yang hidup pasti punya masalah, baik berat maupun ringan. Tapi tidak tahukah disetiap masalah pasti ada pelajaran2 berharga didalamnya. Jadi jika dirundung berbagai masalah, janganlah terlalu sedih, ingatlah juga selalu ada Allah. Dari masalah tersebut pasti ada maksud Allah yang tersembunyi, yang jika waktu kan menjawab, kita akan berkata “skenario Tuhan memanglah indah”.
“Kejadian buruk tidak akan terasa buruk jika kita dapat mengambil hikmah dari kejadian itu.”

Pandai Bersyukur
Menurutmu, Apa yang akan membuatmu bahagia? Banyak orang yang menganggap bahwa dirinya akan bahagia jika memiliki ini, itu, banyak sekali (kayak lagunya doraemon hehe). Yang paling umum yaitu memiliki harta yang melimpah. Tetapi benarkah jika kita tidak memilikinya kita tidak bahagia? Belum tentu. Tergantung kita juga. Jika kita bisa mensyukuri yang ada, meski harta kita tidak melimpah, meski serba adanya, kita pasti kan bahagia. Yang paling penting harta kita berkah. Jadi janganlah mengeluh meski serba apa adanya, tetaplah bersyukur.
Barangsiapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak (HR.Ahmad)

Dan juga yang terpenting bukanlah kekayaan harta, tetapi kayanya hati kita. Menurutku sebenarnya orang yang kaya hati itu jauh lebih kaya daripada orang yang kaya hartanya saja. Kenapa? Karena orang yang kaya hartanya saja itu belum tentu bahagia, bukankah sudah banyak hal tersebut terjadi di dunia nyata. Rumah mewah tak memberi ketentraman, mobil megah tak memberi kenyamanan, justru karena harta yang melimpah tersebut malah memberikan rasa yang tidak aman karena takut kehilangan. Sedangkan orang yang kaya hatinya, dia dapat bahagia meski serba apa adanya. Orang yang kaya hartanya tetapi tidak kaya hatinya tidak akan rajin sedekah, sementara orang yang kaya hatinya pasti akan rajin sedekah, dilihat hal  tersebut saja sudah terlihatkan mana yang lebih kaya.

“Jadilah orang yang kaya hati, karena dengan begitu kebahagiaan akan mengikuti”

Jadi, cintailah yang ada. Dengan mencintai yang sudah ada pada diri kita, membuat kita senantiasa selalu bersyukur atas segala yang dikehendaki Allah. Dengan mencintai yang sudah ada, membuat kita bahagia dalam kondisi apapun, baik lapang maupun sempit. Dengan mencintai yang sudah ada membuat kita tidak merasa sedih atas apa yang diberikanNya.


0 komentar:

Posting Komentar