Dulu
waktu sma yang ada di pikiran cuma main, bahkan belajar masih hanya waktu ujian
(pas kuliah juga sih hehe). Jika ditanya akan kuliah dimana? Impianmu apa?,
waktu itu aku hanya bisa menjawab “tidak tahu, aku belum memutuskan apapun”,
yang ada dipikiranku hanyalah ingin menjalani kehidupan NORMAL. Hingga kelas 3
akan ujian nasional, aku belum tahu akan melanjutkan kuliah dimana, apakah di
jember saja atau bagaimana. Untuk kelas 3 setiap minggu selalu datang alumni
yang kuliah dari jakarta, Bandung, Bogor dan lain-lain. Hingga suatu ketika
datanglah alumni yang kuliah di Surabaya yang menamakan mereka ARABAYA
(singkatannya apa juga ga tahu hehe, arek ambulu surabaya kalo ga salah),
dimana waktu itu ada mas jendra, mas lukman dan alumni yang lain yang
mempromosikan kampusnya. Melihat mas lukman dan mas jendra yang menyampaikan
tentang ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) cukup menarik bagiku,
walaupun waktu itu sebenarnya aku tidak tahu tentang ITS sama sekali hehe,
maklum karena dulu orang tua saya mengatakan kuliah di jember saja sudah bagus.
Tetapi waktu itu aku ingin belajar mandiri sehingga aku ingin kuliah di luar
jember.
Setelah
memberikan penjelasan kepada orangtua, akhirnya orangtua merestui dan
memperbolehkanku kuliah di ITS Surabaya. Tetapi waktu itu aku belum terfikir
untuk mengambil jurusan apa, apa mengambil jurusan T. Kelautan saja ya karena
sama dengan mas Jendra dan mas Lukman atau jurusan yang lain. Setelah
mencari-cari info, akhirnya ketemu dengan jurusan yang menarik minatku yaitu
Statistika karena pada dasarnya aku suka banget sama matematika (suka belum
tentu menguasai dan ahli lo ya hehe, tetapi suka membuat kita setiap hari mau
mempelajarinya).
Yume
wa hito ni iwarete mezasu mono ja nai, jibun no ishite kanaerumono
mimpi
bukanlah sesuatu yang terwujud hanya karena orang lain mengatakannya padamu,
tetapi sesuatu yang diwujudkan karena kemauan sendiri
Orang
tuaku sebelumnya hanya mengatakan padaku untuk kuliah di Jember, tetapi itu
bukanlah mimpiku karena mimpi adalah sesuatu yang kita wujudkan karena kemauan
diri sendiri. Karena aku bukan termasuk orang yang pintar sehingga untuk masuk
ITS tentunya aku harus rajin belajar agar aku bisa lulus SNMPTN lewat jalur
tulis, mengingat untuk jalur mandiri biaya kuliahnya bagi ekonomi keluargaku
sangatlah mahal sehingga jalan satu-satunya jalan agar bisa kuliah di ITS yaitu
harus lulus SNMPTN jalur tulis. Aku sangatlah fokus untuk mimpiku kali ini, Hampir
setiap hari kuhabiskan waktuku untuk belajar dan berdoa agar aku bisa lulus
kali ini, tahun ini juga. aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa kesempatanmu
hanyalah SNMPTN ini, karena takut gagal sehingga aku bisa sangat fokus
mengejarnya.
Selain
belajar sendiri, usaha yang kulakukan agar bisa lulus yaitu aku les di salah
satu lembaga bimbingan belajar yang ada di Jember kota. Anggap saja rumahku di
Jember desa (memang rumahku di desa sih hehe) sehingga untuk mengikuti les
membutuhkan waktu 30 menit untuk perjalanan ke tempat bimbel. Waktu itu aku
tidak sendiri, ada temanku Ilham dan Angga yang ikut les di lembaga Bimbingan
Belajar yang sama. karena orang tua belum tega untuk membiarkanku pergi ke
tempat les yang jauh sendiri karena belum punya SIM (sekarang juga masih belum
punya, ei sampek kapan ga punya SIM, hmm malu sama anak SMA) sehingga aku
berangkat les selalu bareng Ilham yang waktu itu juga belum punya SIM
sebenarnya hehe. Perjuangan kami dalam menuntut ilmu tidaklah mudah, tidak
hanya karena perjalanan jauh yang menuntut kami untuk berangkat sangat pagi,
tetapi karena perjalanan jauh juga membuat badan ini setelah les begitu capek
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar di rumah sendiri hanyalah malam
hari dan pagi hari setelah subuh. Dan juga ada pengalaman yang cukup
menjengkelkan dengan pak polisi, yaitu aku dan ilham harus ke pengadilan hingga
tiga kali selama les di bimbel tersebut karena ditilang pak polisi dengan
pelanggaran tidak punya SIM. Setelah satu bulan, les hampir selesai, waktu
ujian SNMPTN tinggal menghitung hari, begitu mengagetkan ayahku kembali kepada
Allah SWT. Hal tersebut begitu membuat shock diriku, karena setiap hari ayahku
masih mengajar di sekolah, dan setiap hari aku juga sering berbincang terkait
mimpiku untuk kuliah di ITS ini.
Ano
toki, Watashi no tomaranai namida ga Afureta n da
(waktu
itu, air mataku yang tidak bisa berhenti begitu meluap)
Aku
begitu sedih, kenapa tuhan mengambilnya secepat ini disaat aku belum bisa
memberikan apapun dan membanggakan beliau. Untuk itu bagi kalian yang masih
memiliki orang tua lengkap, bersyukurlah dan segera bahagiakan mereka karena
kita tidak tahu kapan Allah akan mengambilnya. Setelah hari meninggalnya ayah,
SNMPTN tentu semakin dekat. Meskipun hati ini masih sangat bersedih dan berduka
namun aku tidak bisa mengabaikan SNMPTN ini begitu saja, karena jika menyerah
hal tersebut akan menambah kesedihan ibuku yang telah ditinggal oleh ayah.
Karena Ibu, teman-teman dan sanak saudara yang memberikanku dukungan sehingga
aku bisa langsung bangkit dan fokus.
Natsu
ni futa yuki no you na, sore wa hakanai kiseki nan da
bagaikan
salju yang turun dimusim panas, dimana hal itu hanyalah keajaiban (eh di
Indonesia kan ga ada salju, gpp namanya juga perumpamaan)
Akhirnya
SNMPTN tiba, aku mengikuti ujian di Universitas Jember, dengan segala
kemampuanku aku menyelesaikan soal dengan penuh optimis. Pengumuman kelulusan
SNMPTN satu bulan setelah tes, dan akhirnya aku diumumkan bisa melanjutkan
kuliah di Statistika ITS. Tentu hal ini membuatku bahagia, dan sangat bersyukur
karena mimpiku dapat terwujud. Dari terwujudnya mimpi ini yang terjadi 4 tahun
yang lalu (2011) aku begitu banyak belajar tentang arti pantang menyerah dan
tidak mudah putus asa, bersabar, ikhlas dan lainnya.
Kembali
ke masa kini (2015), dimana aku akhirnya telah menyelesaikan kuliahku di ITS
dan akan di wisuda september bulan depan. Aku banyak berinstropeksi diri dimana
selama kuliah ini aku lupa pada diriku yang dulu dapat begitu fokus pada impian
dan mewujudkannya, aku lupa bahwa dulu aku tidak mudah putus asa dan pantang
menyerah, aku lupa bahwa dulu aku begitu sabar dan ikhlas atas apa kehendak
tuhan. Sehingga dalam menulis kisah ini, aku seperti belajar pada diriku yang
dulu, karena apa yang terjadi di masa lalu terkadang bisa kita jadikan
pelajaran yang amat berharga pada diri kita saat ini. Saat ini aku mulai lagi
membangun mimpi-mimpiku, dan akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkannya
karena tentunya dalam hidup kita harus memiliki mimpi agar hidup kita memiliki
tujuan, gairah dan semangat. Bila kita belum punya mimpi segera renungkan dan
fikirkanlah hal tersebut.
Mirai
no koto wa dare ni mo wakaranai, dakara mugen no kanosei ga aru n da!!
Yume
ga kanaeru tame ni, Oratachi no dekiru no wa tada ganbaranakareba naranai dake
da
Ja
yume wo tsuzukimasho
Tidak
ada yang tahu tentang masa depan, oleh karenanya berbagai kemungkinan bisa
terjadi
Agar
mimpi bisa kita terwujud yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha semaksimal
mungkin
Mari
lanjutkan mimpi !!
0 komentar:
Posting Komentar